Letnan Jenderal (Purn)
Prabowo Subianto Djojohadikusumo (lahir di
Jakarta,
17 Oktober 1951; umur 62 tahun) adalah seorang mantan Danjen
Kopassus, pengusaha dan politisi. Prabowo adalah calon presiden dalam pemilu presiden Republik Indonesia 2009 dari
Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA). Karena perolehan suara Partai Gerindra kurang dari 20%, Prabowo maju sebagai calon wakil presiden
Megawati Soekarnoputri. Saat ini Prabowo sedang bersiap untuk kembali maju sebagai calon presiden di pemilu presiden 2014.
Kehidupan pribadi
Dan jika diselusuri lebih jauh lagi, leluhur Prabowo adalah Panglima Laskar
Diponegoro untuk wilayah Gowong (Kedu), yang bernama Raden Tumenggung Kertanegara III. Prabowo juga terhitung sebagai salah seorang keturunan dari Adipati Mrapat, Bupati Kadipaten
Banyumas Pertama.
Prabowo menikah dengan
Siti Hediati Hariyadi, anak Presiden
Soeharto. Pernikahan Prabowo berakhir tidak lama setelah
Soeharto mundur dari jabatan Presiden Republik Indonesia.
[1] Dari pernikahan ini, Prabowo dikaruniai seorang anak, Didiet Prabowo. Didiet tumbuh besar di
Boston, AS dan sekarang tinggal di
Paris, Perancis sebagai seorang desainer.
Karier militer
Prabowo mengawali karier militernya pada tahun 1970 dengan mendaftar di Akademi Militer
Magelang dan lulus pada tahun 1974 bersamaan dengan
Susilo Bambang Yudhoyono,
Presiden Republik Indonesia saat ini. Pada tahun 1976 Prabowo bertugas sebagai Komandan Pleton Para Komando Grup I Komando Pasukan Sandhi Yudha (
Kopassandha) sebagai bagian dari operasi Tim Nanggala di
Timor Timur, saat itu dia berumur 26 tahun dan merupakan komandan termuda dalam operasi Tim Nanggala. Prabowo memimpin misi untuk menangkap
Nicolau dos Reis Lobato, wakil ketua
Fretilinyang pada saat itu juga menjabat sebagai Perdana Menteri pertama
Timor Timur. Dengan tuntunan Antonio Lobato yang merupakan adik Nicolau Lobato, kompi Prabowo menemukan Nicolau Lobato di
Maubisse, lima puluh kilometer di selatan
Dili. Nicolau Lobato tewas setelah tertembak di perut saat bertempur di lembah Mindelo pada tanggal 31 Desember 1978.
[2].
Pada tahun 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teroris (Gultor) Komando Pasukan Khusus (
Kopassus). Setelah menyelesaikan pelatihan
Special Forces Officer Course di
Fort Benning,
Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggungjawab sebagai Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Pada tanggal
26 April 1997, Tim Nasional Indonesia ke Puncak Everest berhasil mengibarkan bendera merah putih di puncak tertinggi dunia setelah mendaki melalui jalur selatan
Nepal. Tim yang terdiri dari anggota
Kopassus,
Wanadri,
FPTI, dan
Mapala UI ini diprakarsai oleh Komandan Jendral
Kopassus, Mayor Jendral
TNI Prabowo Subianto
[4]. Ekspedisi dimulai pada tanggal 12 Maret 1997 dari
Phakding,
Nepal.
"Waktu itu kita mendengar bahwa Malaysia sudah mencanangkan akan mengibarkan bendera kebangsaan mereka pada tanggal 10 Mei 1997. Saya tidak rela bangsa Indonesia, sebagai bangsa 200 juta jiwa, harus kalah dengan bangsa lain di kawasan kita. Karena mencapai puncak tertinggi di dunia sudah menjadi salah satu tonggak ukuran prestasi suatu bangsa" tulis Prabowo dalam buku 'Di Puncak Himalaya Merah Putih Kukibarkan'. Keberhasilan ekspedisi ini menjadikan Indonesia negara pertama dari kawasan tropis, sekaligus juga negara di
Asia Tenggara pertama yang mencatat sukses menggapai puncak Everest
[5].
Jabatan dan penghargaan militer
Berikut adalah jabatan dan penghargaan militer Prabowo Subianto
[6].
| Tahun | Jabatan |
| 1976 | Komandan Peleton Para Komando Group-1 Kopassandha |
| 1977 | Komandan Kompi Para Komando Group-1 Kopassandha |
| 1983-1985 | Wakil Komandan Detasemen–81 Kopassus |
| 1985-1987 | Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad |
| 1987-1991 | Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad |
| 1991-1993 | Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad |
| 1993-1994 | Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus |
| 1994 | Wakil Komandan Komando Pasukan Khusus |
| 1995-1996 | Komandan Komando Pasukan Khusus |
| 1996-1998 | Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus |
| 1998 | Panglima Komando Cadangan Strategi TNI Angkatan Darat |
| 1998 | Komandan Sekolah Staf Dan Komando ABRI 1998 |
| Penghargaan |
| Bintang Kartika Eka Paksi Nararya |
| Satyalancana Kesetiaan XVI |
| Satyalancana Seroja Ulangan–III |
| Satyalancana Raksaka Dharma |
| Satyalancana Dwija Sistha |
| Satyalancana Wira Karya |
| The First Class The Padin Medal Ops Honor |
| Bintang Yudha Dharma Nararya |
Kontroversi dan dugaan pelanggaran HAM
Pada tahun
1983, Prabowo diduga pernah mencoba melakukan upaya penculikan sejumlah petinggi militer, termasuk Jendral
LB Moerdani yang diduga hendak melakukan kudeta terhadap
Presiden Soeharto [7], namun upaya ini digagalkan oleh Mayor
Luhut Panjaitan, Komandan Den 81/Antiteror
[8]. Prabowo sendiri adalah wakil Luhut saat itu.
Sebagian korban dan keluarga korban penculikan 1998 juga belum memaafkan Prabowo dan masih terus melanjutkan upaya hukum. Sebagian berupaya menuntut keadilan dengan mengadakan aksi 'diam hitam kamisan', aksi demonstrasi diam di depan Istana Negara setiap hari Kamis
[10]. Sebagian lagi telah bergabung dengan kepengurusan
Partai Gerakan Indonesia Raya, bahkan duduk di DPR RI.
Haryanto Taslam yang telah menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, mengatakan "Prabowo sudah minta maaf pada saya. Dia juga mengajak saya bergabung untuk membangun negara ini. Saya adalah korban Prabowo dan Prabowo adalah korban politik saat itu. Dia juga korban. Prabowo hanya merupakan tentara yang mematuhi perintah atasannya. Ide penculikan bukan dari Prabowo. Rezim Orde Baru saat itu pun represif. Jika bukan Prabowo pasti orang lain yang akan diperintah untuk menculik."
[11]
Prabowo juga diduga mendalangi
Kerusuhan Mei 1998 berdasar temuan Tim Gabungan Pencari Fakta.
[12][13]. Dugaan motifnya adalah untuk mendiskreditkan rivalnya Pangab
Wiranto, untuk menyerang etnis minoritas, dan untuk mendapat simpati dan wewenang lebih dari
Soeharto bila kelak ia mampu memadamkan kerusuhan
[14].
Juga pada Mei
1998, menurut kesaksian Presiden
Habibie dan purnawirawan
Sintong Panjaitan[15], Prabowo melakukan insubordinasi dan berupaya menggerakkan tentara ke Jakarta dan sekitar kediaman
Habibie untuk kudeta. Karena insubordinasi tersebut ia diberhentikan dari posisinya sebagai Panglima
Kostrad oleh
Wiranto atas instruksi
Habibie.
Masalah utama dari kesaksian
Habibie ialah bahwa sebenarnya, pasukan-pasukan yang mengawal rumahnya adalah atas perintah
Wiranto, bukan Prabowo. Pada briefing komando tanggal
14 Mei 1998, panglima ABRI mengarahkan
Kopassus mengawal rumah-rumah presiden dan wakil presiden. Perintah-perintah ini diperkuat secara tertulis pada tanggal
17 Mei 1998 kepada komandan-komandan senior, termasuk
Sjafrie Sjamsoeddin, Pangdam Jaya pada waktu itu.
Prabowo yakin ia bisa saja melancarkan kudeta pada hari-hari kerusuhan di bulan Mei itu. Tetapi yang penting baginya ia tidak melakukannya. “Keputusan memecat saya adalah sah,” katanya. “Saya tahu, banyak di antara prajurit saya akan melakukan apa yang saya perintahkan. Tetapi saya tidak mau mereka mati berjuang demi jabatan saya. Saya ingin menunjukkan bahwa saya menempatkan kebaikan bagi negeri saya dan rakyat di atas posisi saya sendiri. Saya adalah seorang prajurit yang setia. Setia kepada negara, setia kepada republik”
[16].
Karier bisnis
Selain mengelola
Kiani Kertas, yang namanya diganti oleh Prabowo menjadi
Kertas Nusantara, kelompok perusahaan
Nusantara Group yang dimiliki oleh Prabowo juga menguasai 27 perusahaan di dalam dan luar negeri. Usaha-usaha yang dimiliki oleh Prabowo bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit, dan batu bara
[19].
Banyak kalangan menilai, Prabowo cukup sukses dalam berusaha. Pada
Pilpres 2009, Prabowo ialah cawapres terkaya, dengan total asset sebesar Rp 1,579 Triliun dan US$ 7,57 juta
[20], termasuk 84 ekor kuda istimewa yang sebagian harganya mencapai 3 Milyar per ekor serta sejumlah mobil mewah seperti
BMW 750Li dan
Mercedes Benz E300
[21]. Kekayaannya ini besarnya berlipat 160 kali dari kekayaan yang dia laporkan pada tahun
2003. Kala itu ia hanya melaporkan kekayaan sebesar 10,153 Milyar
[22]
Organisasi non-pemerintah
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)[sunting | sunting sumber]
HKTI (
Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) adalah sebuah organisasi sosial di Indonesia yang berskala nasional. Didirikan pada 27 April 1973 di Jakarta melalui penyatuan empat belas organisasi penghasil pertanian utama.
Pada tanggal
5 Desember 2004, Prabowo terpilih sebagai ketua umum
HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia) mengalahkan
Setiawan Jodi dan
Ja'far Hafsah[23][24]. Pada saat Musyawarah Nasional (Munas) HKTI ke-7, Prabowo Subianto kembali terpilih sebagai Ketua Umum 2010-2015 secara aklamasi. 32 dari 33 DPD menerima laporan pertanggungjawaban Prabowo dan meminta agar Prabowo kembali memimpin HKTI
[25].
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI)
APPSI (
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia) adalah organisasi independen yang memperjuangkan hak dan kesejahteraan pedagang pasar Indonesia. Pada tanggal
6 Agustus 2008, Munas APPSI secara aklamasi memilih Prabowo sebagai ketua umum APPSI untuk periode 2008-2013. Prabowo terpilih setelah mendapat dukungan dari 29 DPW tingkat provinsi dan 199 DPD tingkat kabupaten
[26].
Selaku Ketua Umum APPSI, Prabowo kerap menyuarakan agar Pemerintah membatasi hipermarket dengan mengatur jaraknya agar tidak merugikan pedagang kecil. "Selama ini pedagang pasar tradisional selalu dianaktirikan sehingga ketika pasar modern didirikan para pemilik modal pedagang pasar harus rela dibubarkan karena ada pembongkaran" cetus Prabowo
[27].
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)
Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) adalah organisasi nasional Indonesia yang membawahi kegiatan Pencak silat secara resmi , antara lain menyelenggarakan pertandingan, membakukan peraturan dan lain-lain.
Prabowo pertama kali terpilih menjadi Ketua Umum PB IPSI tahun
2004. Pada Munas PB IPSI di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, tanggal 27 Februari 2012, Prabowo terpilih untuk ketiga kalinya sebagai Ketua Umum PB IPSI
[28]. Pada
SEA Games 2011 di Jakarta, cabang olah raga pencak silat berhasil mendapatkan juara umum dengan menyabet 9 dari 18 nomor yang dipertandingkan
[29].
Karier politik
Pemilu 2004
Prabowo memulai kembali karier politiknya dengan mencalonkan diri sebagai calon presiden dari Partai
Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004. Meski lolos sampai putaran akhir, akhirnya Prabowo kandas di tengah jalan. Ia kalah suara oleh
Wiranto.
Pemilu 2009
Pada bulan Mei 2008 Prabowo gencar tampil di televisi dalam bentuk iklan layanan masyarakat yang disponsori oleh
HKTI, organisasi tani Indonesia yang digunakannya sebagai mesin
politikuntuk Pilpres 2009. Sebagai ketua umum organisasi tersebut dengan pesan untuk menggunakan produk dalam negeri. Pada 9 Mei 2008
Partai Gerindra menyatakan keinginannya untuk mencalonkan Prabowo menjadi calon presiden pada Pemilu 2009 saat mereka menyerahkan berkas pendaftaran untuk ikut Pemilu 2009 pada KPU
[30]. Namun belakangan, setelah proses tawarmenawar yang alot, akhirnya Prabowo bersedia menjadi calon wakil presiden
Megawati Soekarnoputri. Keduanya mengambil motto 'Mega-Pro'. Keduanya juga telah menyelesaikan persyaratan administratif
KPU dan berkas laporan kekayaan ke
KPK. Deklarasi Mega-Prabowo dilaksanakan di tempat pembuangan sampah Bantar Gebang,
Bekasi,
Jawa Barat[31].
Dalam berbagai iklan dan kampanyenya, pasangan Mega-Prabowo mengusung konsep 'Ekonomi Kerakyatan'. Walau terdengar manis, sejumlah kritik pun dilayangkan pada konsep ekonomi ini. Sebagian menganggapnya sebagai
Ekonomi Komando yang selain otoriter juga sudah pernah dicoba di era
Soekarno dan tidak berhasil, terbukti kenaikan harga dan inflasi 650% per tahun dan kelaparan terjadi di sejumlah tempat
[32][33]. Sebagian lagi menganggap konsep ini sekedar 'Kerakyat-rakyatan', karena 'Ekonomi Kerakyatan' sudah pernah dicoba dua kali, pertama tahun
1993-
1998 melalui
Bappenas, dan kedua tahun
1998 melalui
Kementrian Koperasi dan UKM. Dua-duanya dinilai gagal menyejahterakan rakyat dan justru menyebabkan kredit macet. Dalam
Pemilu 1999 PDIP dan
Megawati juga berjanji 'membela wong cilik'
[34][35].
Hasil hitung cepat beberapa lembaga survei, yakni
LSI(Lembaga),
LSI(Lingkaran),
LP3ES,
Puskaptis,
CIRUS,
LRI, dan Quick Count
Metro TV, memprediksi pasangan Megawati-Prabowo kalah telak dari pasangan
SBY-
Boediono, dan
Pemilu Presiden 2009 berakhir dalam satu putaran. Hasil
Perhitungan Manual KPU yang diumumkan 25 Juli 2009 tak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat.
Megawati dan Prabowo tidak hadir dalam acara penetapan hasil tersebut meski UU No.42 Tahun 2008 Tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden mengamanatkan bagi tiap pasangan calon untuk hadir dalam penetapan hasil Pilpres
[36]. Dua pasangan lainnya,
JK-
Wiranto dan
SBY-
Boediono hadir dalam acara ini. Pasangan Megawati-Prabowo menolak hasil Pemilu ini dan masih melakukan gugatan hukum ke
Mahkamah Konstitusi.
Pemilu 2014
Pada tanggal 17 Maret 2012, Prabowo menerima mandat dari 33 DPD Partai Gerindra untuk maju pada pemilihan presiden 2014. Pemberian mandat dilakukan di Desa Bojong Koneng, Jawa Barat.[37]
Partai Gerakan Indonesia Raya telah menyatakan akan mengusung Prabowo sebagai calon presiden pada pemilihan presiden 2014
[38]. Prabowo sendiri sudah menyatakan kesediaannya untuk dicalonkan sebagai presiden, jika mendapat dukungan dari rakyat
[39].
Walaupun beberapa lembaga survei mencatat elektabilitas Prabowo tertinggi dibandingkan dengan calon-calon presiden lainnya
[40], tidak sedikit pengamat politik yang meyakini kalau langkah Prabowo akan terganjal elektabilitas
Partai Gerakan Indonesia Raya yang masih sangat rendah
[41]. Namun, poitisi senior
Permadi mengatakan,
Megawati Soekarnoputri berjanji akan mencalonkan Prabowo sebagai presiden pada pemilihan presiden 2014
[42].
Gelar kehormatan
Marga Lumban Tobing
Pada tanggal
17 Juni 2009, Prabowo dinyatakan sebagai anggota marga Lumban Tobing. Selain Prabowo, adik kandung Prabowo,
Hashim Djojohadikusumo juga diterima sebagai anggota marga tersebut
[43]. Penganugerahan marga tersebut difasilitasi oleh Persatuan Punguan Siraja Lumban Tobing (PPSLB) dan berlangsung di Danau Toba Convention Center,
Medan[44].
Gelar adat Tongkonan